Kegiatan tambang Adaro memiliki dampak sosial dan lingkungan yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Dampak sosialnya terutama dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tambang, sedangkan dampak lingkungannya meliputi kerusakan lingkungan alam dan sumber daya alam yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Auriga, dampak sosial dari kegiatan tambang Adaro dapat berupa konflik antara perusahaan tambang dengan masyarakat setempat terkait dengan hak atas tanah dan sumber daya alam. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakharmonisan dalam hubungan antara perusahaan tambang dan masyarakat setempat.
Dampak lingkungan dari kegiatan tambang Adaro juga tidak bisa diabaikan. Menurut Greenpeace Indonesia, kegiatan tambang batubara dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, termasuk deforestasi, pencemaran air dan udara, serta degradasi lahan. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi ekosistem dan keberlanjutan lingkungan hidup di sekitar lokasi tambang.
Menurut Dr. Riza Damanik, seorang pakar lingkungan hidup, “Kegiatan tambang Adaro harus diawasi dengan ketat agar dampak sosial dan lingkungannya dapat diminimalkan. Perusahaan tambang juga harus bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.”
Dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan tambang Adaro memang perlu menjadi perhatian serius bagi pihak terkait, termasuk pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat setempat. Upaya kolaborasi dan transparansi antara semua pihak dapat membantu mengurangi dampak negatif dan meningkatkan manfaat positif dari kegiatan tambang tersebut.